Hari ini :
You are not log in? >> Please Login

Desa Sindangheula

Desa Sindangheula sebagai desa terpencil di ujung selatan Kec.Banjarharja, Kab.Brebes propinsi Jawa Tengah, sangat pesat perkembangannya terkait dengan pembelajaran politik di tanah air. Hal ini terjadi akibat masuknya sarana komunikasi ke desa tersebut baik sarana berupa televisi, radio, komunikasi handphone dan lain sebagainya. Masyarakat tersebut sudah bisa memilih mana dan siapa yang harus dipilih untuk memimpin Negara ini, dan tidak terjebak oleh sesuatu hal seperti dirasakan pada era zaman Orde Baru.
Pada zaman Orde Baru masyarakat Desa Sindangheula sering merasakan sesuatu ketakutan apabila memilih salah satu partai politik yang bukan merupakan partai politik yang sedang berkuasa pada saat itu, karena maklum warga masyarakat di daerah tersebut masih trauma dengan kejadian-kejadian pada masa awal kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tetapi sekarang perasaan ketakutan itu hamper semua warga sudah tidak merasakannya lagi seiring dengan pergantian zaman yang semakin maju.
Masyarakat Desa Sindangheula khususnya dan masyarakat pedesaan lain secara keseluruhan akan ikut memilih pemimpin Negara Indonesia ini pada tanggal 8 Juli 2009 yang diharapkan mampu dan yakin dapat mengikuti pemilihan umum dengan benar. Maksud “mampu dan yakin dapat mengikuti pemilihan umum dengan benar” artinya dapat melaksanakan pemilu (pemilihan umum) presiden ini dengan Jujur, Adil, Bebas dan Rahasia. Kenapa hal ini saya katakan “mampu dan yakin dapat mengikuti pemilihan umum dengan benar”?, saya akan ilustrasikan salah satu kejadian yang pernah terjadi pada pemilu beberapa periode yang lalu, ada satu keluarga yang boleh dikatakan keluarga besar. Sebelum melaksanakan pemilu, keluarga besar tersebut hidup dengan damai dan saling membantu satu sama lain. Pada saat terjadi pemilu, satu keluarga besar tersebut memilih beragam keyakinan partai politik, satu keluarga ada yang memilih partai A, ada yang memilih partai B dan partai C, dan masing-masing keluarga tersebut mempunyai keyakinan dan pemahan berbeda-beda tentang partai yang mereka ikuti dan semuanya masuk akal. Disinilah mulai terjadi adanya permasalahan, karena adanya perbedaan paham dan perbedaan keyakinan memilih partai akhirnya keluarga besar tersebut mulai rusak sifat keharmonisan keluarganya dan ini berjalan hampir satu tahun lebih.Dari cerita tersebut dapat dikatakan bahwa keluarga tersebut “belum mampu dan yakin dapat mengikuti pemilihan umum dengan benar”. Yang dikatakan mampu dan yakin mengikuti pemilihan umum dengan benar adalah apabila kita mempunyai perbedaan paham dan keyakinan yang kaitannya dengan pemilu ini, tentunya tidak akan mencampur-adukan masalah keluarga dengan pemilu. Paham boleh berbeda, baju boleh berbeda, keyakinan boleh berbeda hanya pada saat pemilu saja dan tidak dibawa sampai ke permasalahan keluarga.
Ilustrasi cerita di atas seyogyanya jadi pelajaran buat kita bahwa kita harus menyadari betul bahwa siapapun yang akan terpilih pada pemilihan presiden yang akan datang, maka kita sebagai rakyatnya harus saling bahu membahu mengikuti dan melaksanankan peraturan serta pembangunan dari pemerintah yang terpilih nantinya. Apabila pemerintah tersebut salah maka perlu kita benarkan, apabila pemerintah yang terpilih tersebut benar dalam menjankan roda pemerintahannya maka kita harus mendukungnya.
Saya yakin warga Desa Sindangheula dan masyarakat Indonesia pada umumnya sudah dapat dikatakan “mampu melaksanakan pemilu ini dengan benar”.
Demikian sekilas bahan renungan buat kita bahwa pemilu ini jangan dijadikan sebagai sesuatu hal yang dapat mejadikan terpecahnya persatuan dan kesatuan bangsa, malainkan harus dijadikan sebagai sesuatu hal pembelajaran bagi diri kita khususnya tentang perpolitikan agar di masa yang akan datang dapat tercipta perpolitikan yang benar, jujur dan sehat.
Read On 0 comments

Warga Desa ,Politik dan Pemilu 2009

Desa Sindangheula sebagai desa terpencil di ujung selatan Kec.Banjarharja, Kab.Brebes propinsi Jawa Tengah, sangat pesat perkembangannya terkait dengan pembelajaran politik di tanah air. Hal ini terjadi akibat masuknya sarana komunikasi ke desa tersebut baik sarana berupa televisi, radio, komunikasi handphone dan lain sebagainya. Masyarakat tersebut sudah bisa memilih mana dan siapa yang harus dipilih untuk memimpin Negara ini, dan tidak terjebak oleh sesuatu hal seperti dirasakan pada era zaman Orde Baru.
Pada zaman Orde Baru masyarakat Desa Sindangheula sering merasakan sesuatu ketakutan apabila memilih salah satu partai politik yang bukan merupakan partai politik yang sedang berkuasa pada saat itu, karena maklum warga masyarakat di daerah tersebut masih trauma dengan kejadian-kejadian pada masa awal kemerdekaan Bangsa Indonesia. Tetapi sekarang perasaan ketakutan itu hamper semua warga sudah tidak merasakannya lagi seiring dengan pergantian zaman yang semakin maju.
Masyarakat Desa Sindangheula khususnya dan masyarakat pedesaan lain secara keseluruhan akan ikut memilih pemimpin Negara Indonesia ini pada tanggal 8 Juli 2009 yang diharapkan mampu dan yakin dapat mengikuti pemilihan umum dengan benar. Maksud “mampu dan yakin dapat mengikuti pemilihan umum dengan benar” artinya dapat melaksanakan pemilu (pemilihan umum) presiden ini dengan Jujur, Adil, Bebas dan Rahasia. Kenapa hal ini saya katakan “mampu dan yakin dapat mengikuti pemilihan umum dengan benar”?, saya akan ilustrasikan salah satu kejadian yang pernah terjadi pada pemilu beberapa periode yang lalu, ada satu keluarga yang boleh dikatakan keluarga besar. Sebelum melaksanakan pemilu, keluarga besar tersebut hidup dengan damai dan saling membantu satu sama lain. Pada saat terjadi pemilu, satu keluarga besar tersebut memilih beragam keyakinan partai politik, satu keluarga ada yang memilih partai A, ada yang memilih partai B dan partai C, dan masing-masing keluarga tersebut mempunyai keyakinan dan pemahan berbeda-beda tentang partai yang mereka ikuti dan semuanya masuk akal. Disinilah mulai terjadi adanya permasalahan, karena adanya perbedaan paham dan perbedaan keyakinan memilih partai akhirnya keluarga besar tersebut mulai rusak sifat keharmonisan keluarganya dan ini berjalan hampir satu tahun lebih.Dari cerita tersebut dapat dikatakan bahwa keluarga tersebut “belum mampu dan yakin dapat mengikuti pemilihan umum dengan benar”. Yang dikatakan mampu dan yakin mengikuti pemilihan umum dengan benar adalah apabila kita mempunyai perbedaan paham dan keyakinan yang kaitannya dengan pemilu ini, tentunya tidak akan mencampur-adukan masalah keluarga dengan pemilu. Paham boleh berbeda, baju boleh berbeda, keyakinan boleh berbeda hanya pada saat pemilu saja dan tidak dibawa sampai ke permasalahan keluarga.
Ilustrasi cerita di atas seyogyanya jadi pelajaran buat kita bahwa kita harus menyadari betul bahwa siapapun yang akan terpilih pada pemilihan presiden yang akan datang, maka kita sebagai rakyatnya harus saling bahu membahu mengikuti dan melaksanankan peraturan serta pembangunan dari pemerintah yang terpilih nantinya. Apabila pemerintah tersebut salah maka perlu kita benarkan, apabila pemerintah yang terpilih tersebut benar dalam menjankan roda pemerintahannya maka kita harus mendukungnya.
Saya yakin warga Desa Sindangheula dan masyarakat Indonesia pada umumnya sudah dapat dikatakan “mampu melaksanakan pemilu ini dengan benar”.
Demikian sekilas bahan renungan buat kita bahwa pemilu ini jangan dijadikan sebagai sesuatu hal yang dapat mejadikan terpecahnya persatuan dan kesatuan bangsa, malainkan harus dijadikan sebagai sesuatu hal pembelajaran bagi diri kita khususnya tentang perpolitikan agar di masa yang akan datang dapat tercipta perpolitikan yang benar, jujur dan sehat.
Read On 0 comments

Followers

 

About me | Author Contact | Powered By Blogspot | © Copyright  2008